Wednesday, 2 December 2015

Review: Critical Eleven

Critical Eleven Critical Eleven by Ika Natassa
My rating: 5 of 5 stars

"Dalam dunia penerbangan, dikenal istilah critical eleven, sebelas menit paling kritis di dalam pesawat—tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing—karena secara statistik delapan puluh persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu. It's when the aircraft is most vulnerable to any danger"
In a way, it's kinda the same with meeting people. Tiga menit pertama kritis sifatnya karena saat itulah kesan pertama terbentuk, lalu ada delapan menit sebelum berpisah—delapan menit ketika senyum, tindak tanduk, dan ekspresi wajah orang tersebut jelas bercerita apakah itu akan jadi awal sesuatu ataukah justru menjadi perpisahan.

Ale dan Anya pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Tiga menit pertama Anya terpikat, tujuh jam berikutnya mereka duduk bersebelahan dan saling mengenal lewat percakapan serta tawa, dan delapan menit sebelum berpisah Ale yakin dia menginginkan Anya.

Kini, lima tahun setelah perkenalan itu, Ale dan Anya dihadapkan pada satu tragedi besar yang membuat mereka mempertanyakan pilihan-pilihan yang mereka ambil, termasuk keputusan pada sebelas menit paling penting dalam pertemuan pertama mereka.

Diceritakan bergantian dari sudut pandang Ale dan Anya, setiap babnya merupakan kepingan puzzle yang membuat kita jatuh cinta atau benci kepada karakter-karakternya, atau justru keduanya.

      Hanya dibutuhkan waktu sebelas menit untuk jatuh cinta sama tulisan ini sejak mulai membacanya. Sebelas menit yang membuat saya memahami akan dibawa kemana ceritanya. Novel yang memainkan perasaan, "nangis,geregetan dan ketawa" jadi bagian dalam membaca ini. Walaupun sebelum ke intinya kita diajak muter-muter dulu. It's about timeline. Yeah, karena setiap bagian dari cerita di novel ini diceritakan oleh dua sudut pandang yang berbeda. Anya "Tanya Laetitia Baskoro" dan Ale "Aldebaran Risjad". Novel yang bercerita tentang kehidupan rumah tangga mereka dengan permasalahannya. Tentang sebuah Kepercayaan dan Kenangan masa lalu. Makanya kenapa saya bilang sebelum ke intinya pembaca diajak muter-muter dulu. Karena memang diceritakan bagaimana sebelumnya, kenangan itu. Saya suka banget cara Ka Ika Natassa sebagai penulis dalam bercerita, dimana dia menggabungkan potongan-potongan masa lalu dan masa sekarang dengan sangat pas di setiap bagiannya.

Jujur saja, saya terharu saat membaca bagian-bagian tertentu dalam novel ini dan saya nggak mau nyebutin bagian mana saja yang membuat saya terharu karena akan menjadi spoiler . :D
Well, actually secara keseluruan novel ini Simple and I love it. It was amazing (especially for one who loves in "love story"). Enak dibaca, kata-katanya mengalir dan banyak penggunaan kalimat-kalimat dalam bahasa inggris juga. I like it. 

Ada lagi yang saya suka dari novel ini, tentang ingatan:
ANYA
"Aku lupa pernah baca di mana, sebenarnya miliaran ingatan yang kita punya itu bisa dikelompokan menjadi tiga jenis. Ingatan implicit dan prosedural--- ingatan kita tentang cara merebus telur, menggunakan komputer, menyalakan microwave--- ini tersebar di bagian otak.
Ingatan kita yang terkait dengan perasaan---rasa takut, benci dan cinta-- bernama ingatan emosional yang disimpan di amygdala, ragkaian neuron yang terletak jauh di dalam temporal lobe, di belakang kedua mata kita. 
Ingatan tentang pelajaran di sekolah buku yang kita baca, informasi yang kita dapat dari media sosial apa pun, dari nama-nama pahlawan sampai tabel periodik.................... itu namanya conscious, visual memories, yang letaknya di hippocampus" (P.21)

Yeah, dalam cerita ini Anya berusaha memindahkan semua kenangan tentang Ale dari amygdala ke hippocampus. Mengubah emotional memories menjadi conscious, visual memories.

Kenapa Anya sampai ingin berusaha melakukan itu karena ada satu alasan, satu kesalahan yang telah Ale lakukan yang membuat hal itu menyakiti Anya walaupun sebenarnya mereka berdua masih sama-sama saling mencintai. Apakah itu????????
Let's find out the answer by read a novel "Critical Eleven" :D :P
 





View all my reviews

Monday, 30 November 2015

Review: Girls in the Dark

Girls in the Dark Girls in the Dark by Akiyoshi Rikako
My rating:  4 of 5 stars

Apa yang ingin disampaikan oleh gadis itu...?

Gadis itu mati.

Ketua Klub Sastra, Shiraishi Itsumi, mati.
Di tangannya ada setangkai bunga lily.

Pembunuhan? Bunuh diri?
Tidak ada yang tahu.
Satu dari enam gadis anggota Klub Sastra digosipkan sebagai pembunuh gadis cantik berkarisma itu.

Seminggu sesudahnya, Klub Sastra mengadakan pertemuan. Mereka ingin mengenang mantan ketua mereka dengan sebuah cerita pendek. Namun ternyata, cerita pendek yang mereka buat adalah analisis masing-masing tentang siapa pembunuh yang sebenarnya. Keenam gadis itu bergantian membaca analisis mereka, tapi....

Kau... pernah berpikir ingin membunuh seseorang?


       Sejujurnya "Girls in the Dark" sudah masuk dalam wishlist aku sejak lama (sebelum ada cetakan baru yang ada free cerpennya). Tapi nyatanya novel ini baru bisa aku miliki sekarang (setelah cetekan baru yang ada free cerpennya). Ya, bisa dibilang lumayan lama aku menunggu buku ini sampai aku bisa membacanya.
Dilihat dari covernya aku suka banget. Dari covernya sudah sangat mysterious dan membuat aku penasaran ingin membaca novel ini. Aku juga suka sama baju sekolah jepang yang sangat menarik, nggak bosen kalau dilihat. Yeah, bisa dibilang aku sudah jatuh cinta sama novel ini sejak pertama kali aku lihat covernya. Yaaa... walaupun kita tahu "tidak boleh menilai buku dari covernya", makanya saya penasaran dan baca bagian belakang novelnya. Beneran makin penasaran. Key words menarik "Klub Sastra, Ketua klub Sastra yang mati, Bunga Lily, Pembunuhan atau Bunuh Diri?"
        Intinya Novel ini keren banget, walaupun sempet bingung pas awal baca setelah sampai pada beberapa naskah yang dibacakan. Tapi bingungnya itu kemudian jadi berubah ke rasa "Penasaran" dan mulai mengerti jalan ceritanya.
Ya, novel ini memang related with mystery, thriller and psychology. Novel yang simple tapi membuat pembacanya berfikir. Endingnya bener-bener unpredictable banget. Nggak nyangka ternyata....................(Ya, begitulah--Sesnsor)

"GIRLS IN THE DARK"
       Klub Sastra:
Shiraishi Itsumi (mantan ketua klub sastra)
Sumikawa Sayuri
Takaoka Shiyo
Kominami Akane
Koga Sonoko
Diana Detcheva
Nitani Mirei

     Shiraishi Itsumi, gadis cantik yang berkarisma itu mati dan di tangannya ada setangkai bunga Lily.
Salah satu dari enam gadis dalam klub sastra digosipkan sebagai pembunh dari gadis cantik itu. Pada pertemuan Yami-nabe, dimana pertemuan yang diadakan dalam tempat yang gelap. Pada pertemuan itu satu persatu mereka membcakan naskah yang kali ini bertema untuk mengenang kematian sang matan ketua klub, Siraishi Itsumi.
Dalam pembacaan naskah itu ternyata dari setiap anggotanya mempunyai persepsi yang berbeda-beda, dan dalam naskah tersebut disebutkan tentang siapa pembunuh dari sang mantan ketua klub. Tapi, setiap naskah mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda dari sisi penulis naskah tersebut mengenai siapa pembunuhnya.(Itulah mengapa aku merasa bingung saat awal membacanya. Tapi aku akhinya menyadarinya, kenapa? karena naskah itu memang ditulis oleh orang yang berbeda dengan sudut pandang yang berbeda dan pemikiran yang berbeda "tentang siapa pembunuh Itsumi yang sebenarnya"?) Mereka yang sama-sama mengagumi Itsumi dengan apa yang dimiliku Itsumi.
Well, Inti dari novel ini sebenarnya adanya "musuh dalam selimut".

Aku suka banget sama kata-kata pembuka dalam naskah terakhir. KEREEENNN banget. (y)

Pembacaan Naskah
"Bisikan dari Kubur" 
       Oleh:  Shiraishi Itsumi (mantan ketua) 
   Dibacakan oleh: Sumikawa Sayuri

Apakah kehidupan akan jadi bermakna tanpa kita sendiri yang menjadi tokoh utamanya?
Pasti akan sangat membosankan kalau kisah itu dibuat bukan untuk kita meskipun jalan ceritanya bagus dan konfliknya mendalam.
Kemudian, kisah itu harus dibuat di saat yang paling gemilang karena sudah susah payang menjadi tokoh utama.................
Yang bisa menjadikan seorang tokoh utama menjadi tokoh utama adalah peran pembantu, Bukan peran pembantu sembarangan, tapi peran pembantu yang tahu posisinya dengan benar....................
Baik buruknya sebuah kisah ditentukan dari peran pembantunya. Kualitas tokoh utama ditentukan dari jenis peran pembantunya. Semakin tinggi kualitas peran pembantu, semakin tinggi pula kualitas tokoh utama bisa terbang dan menari dengan cantik. 
Tapi masalahnya, peran pembantu juga mengincar posisi tokoh utama. Kalau tidak hati-hati posisinya bisa diambil alih.
Diperlukan sebuah usaha dan taktik untuk menjadi tokoh utma dan menjaga posisi itu. Tokoh utama harus bisa berdiri lebih tinggi daripaa peran pembantu setap saat. 
Bagaimanakah caranya????????????????
(Silahakan baca novelnya) :)

View all my reviews

Saturday, 24 October 2015

Review: Badminton Freak

Badminton Freak Badminton Freak by Stephanie Zen
My rating: 5 of 5 stars

BADMINTON FREAK!
Author                     :   Stephanie Zen
Published                :    April 2010 by  Gramedia Pustaka Utama
Number of Pages    :   240 pages


        Gara-gara histeria kedua tantenya saat menonton Ricky Subagja dan Rexy Mainaky di Olimpiade Atlanta 1996, Fraya Aloysa Iskandar jatuh cinta pada bulutangkis. Momen saat Ricky dan Rexy merebut medali emas untuk Indonesia begitu memukau Fraya kecil, hingga ia memutuskan harus jadi atlet bulutangkis!
Tapi kini, di usianya yang kedelapan belas, Fraya terpaksa menerima kenyataan bahwa cita-citanya tak terwujud. Semua karena Mama melarangnya masuk klub bulutangkis sedari Fraya kecil. Fraya hanya bisa menyalurkan cintanya pada bulutangkis melalui ekskul di sekolah, yang tentu saja tak cukup untuk menampung bakat dan ambisinya yang besar.
Seakan semua itu belum cukup, Fraya juga harus menerima bahwa pacarnya, Albert, lebih suka ia jadi anggota cheerleaders daripada berjibaku mengejar shuttle cock di lapangan. Padahal, apa sih asyiknya pakai rok mini lalu loncat-loncat sambil pegang pom-pom?
Ketidaksukaan Albert pada bulutangkis memuncak ketika Fraya membohonginya demi bisa menonton kejuaraan Thomas-Uber Cup di Istora Senayan. Albert marah besar, dan menghukum Fraya dengan cara melarangnya nonton Thomas-Uber Cup live selama sisa pergelaran itu. Padahal, untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun tim Uber Indonesia berhasil masuk final!
Kalau sudah begini, mana bisa Fraya terus bertahan pacaran sama Albert?

Novel Ini bercerita tentang seorang cewek yang begitu tergila-gila dengan Badminton, Fraya Aloysa Iskandar. Cita-citanya tak terwujud karena mamanya melarangnya. Tanpa Fraya tahu dan mencari tahu alasan mamanya melarang ikut klub badminton waktu itu.
Yeah, di sisi lain Albert, pacar Fraya tidak suka Fraya ikut ekskul badminton di sekolahnya.
Endinya bener benar di luar keren, ga nyangka banget  :D

Awesome, Novel ini membuat saya seolah-olah saya menjadi Fraya. Karena impian saya salah satunya bisa nonton badminton secara live, seperti Indonesia Super Series atau Thomas-Uber Cup dan pertandingan badminton lainnya.
Sebagai Badminton Lovers, menurut saya novel ini bener-bener keren banget.
Suka banget sama quotes'y:
"jadi Fraya Aloysa Iskandar, mungkin kamu sudah nggak bisa lagi mewujudakan cita-citamu untuk menjadi atlet bulu tangkis, tapi punya pacar atlet bulu tangkis bukan ide yang buruk kan?"
"I may just won my super series, but you are the most precious I have received"
"I may just won the Olympic Gold medal, but you are still the most precious medal in my life"
SO SWEET BANGEEEEETTTTTTTTZZZZZZZ :)
5 star for this book.

View all my reviews

Friday, 23 October 2015

Review: Between The Raindrops

Between The Raindrops Between The Raindrops by Stephanie Zen
My rating: 4 of 5 stars

BETWEEN THE RAINDROPS
Ini adalah novel Stephanie Zen yang pertama saya baca, bisa di bilang perkenalan dengan tulisannya. Yeah, novel ini sudah membuat saya suka dengan tulisannya.

Kisah tentang Andrea, Darwin and Deraaj.

Andrea Faith Siahaan tak pernah mengira bahwa kehidupan akan membawanya pada Aaron Darwin Tandiono.

Sejak pertama kali menginjakkan kaki di Singapura, fokus Andrea hanyalah meraih gelar S1-nya secepat mungkin demi menuruti ambisi sang ayah, karena hanya setelah itulah, baru ia bisa mengikuti panggilan hatinya yang sebenarnya yaitu masuk seminari dan menjadi hamba Tuhan penuh waktu.

Tapi pertemuannya dengan Darwin di hari pertamanya berhasil menjungkirbalikkan semua tujuan dan rencana Andrea. Kompas kehidupannya tak lagi mengarah ke titik yang sama?

Dihadapkan pada dua pilihan, orang yang dicintainya dan tujuan hidup yang dikejarnya, Andrea gamang. Manakah yang benar-benar dia inginkan? Dan apakah yang satu pantas dikorbankan hanya untuk mendapatkan yang lainnya?

Nggak nyangka akhirnya, benar-benar di luar dugaan saya.
Tapi saya lebih suka Andrea sama Darwin, saya sudah dibuat hampir menitihkan air mata saat mereka berdua berpisah. hiks..hiks....



View all my reviews

Review: Perhaps You: Hanya Cinta yang Bisa

Perhaps You: Hanya Cinta yang Bisa Perhaps You: Hanya Cinta yang Bisa by Stephanie Zen
My rating: 4 of 5 stars

PERHAPS YOU
Tak tahukah kau seperih apa perasaan hati yang tak berbalas? Menanti sesuatu yang tak kunjung datang?

Hari berganti hari, tapi arah hatiku tak pernah berubah—selalu tertuju padamu. Aku tak pernah jenuh menunggu... menunggu untuk kau cintai. Tapi kau hanya menganggapku lalu. Seperti tak kasat mata aku di matamu.

Terkadang lelah menyuruhku menyerah, memintaku berhenti melakukan perbuatan sia-sia dan mulai mencari cinta baru. Tapi bagaimana mungkin aku sanggup melakukannya, kalau semua tentangmu mengikuti seperti bayangan menempel di bawah kakiku? Dan bagaimana pula caranya membakar habis semua rindu yang bertahun-tahun mengendap di hatiku?

Aku berharap mendapatkan jawaban darimu. Tapi kau tetap membisu, membuatku lebih lama menunggu

Cover yang cantik dan sesuai dengan isinya. Sesuai pula dengan quote yang ada di depannya.
Banyak banget quote yang sarat makna. Walaupun memang alurnya sedikit lambat,but it's ok. Nope, yang penting pesan yang ada dalam buku ini tersampaikan. that's the point.

"Chris seperti nyala terang lampu yang Abby nyalakan ketika hari gelap karena awan menutupi marahari. Tapi begitu sang matahari muncul, ia menyadari cahaya lampu itu hanya semu. Mataharilah sumber cahaya yang sebenarnya....."

"I won't promise to love you as long as you live, but I promise.... I will love you as long as I live"

View all my reviews

Review: I Remember You

I Remember You I Remember You by Stephanie Zen
My rating: 4 of 5 stars

How happy I am when the book came.
Yeah,of course because the book is a present that I received by author of this book, Stephanie Zen.
Gimana ceritanya saya bisa dapat buku itu dari penulisnya yang pasti ada tangannya, itu karena saya merupakan salah satu orang yang beruntung dalam kuis yang diadakan oleh penulisnya. Bersyukur banget bisa dapat. It was lucky for me. Thanks ka Stephanie Zen.




Ini novel ke 6 kak Stephanie Zen yang saya punya. Jujur saja saat pertama kali baca novel ka Step yaitu "Between The Raindrops", saya langsung suka. yeah, finally I try to find hers novels. I love it.

I REMEMBER YOU
Dea & Janes
Aurelia & Ruben
Kau datang meminta sisa rasa yang ada. Meraih tanganku, menatapku dengan isyarat cinta tulus; berjanji bahwa ini akan selamanya. Tak ada alasanku untuk menolaknya. Namun, apakah kata-kata masih bisa kujadikan pegangan?

Dea tak pernah menyangka sebuah pekerjaan paruh waktu dapat menjungkirbalikkan hidupnya. Membuatnya tak mampu lagi menerka apa warna masa depan—bahkan ketika seseorang meyakinkan ia masih bisa memiliki segala warna yang ia suka.

Aurelie selalu mampu menemukan keping puzzle yang hilang dalam pekerjaannya. Sayangnya, ia takut untuk tahu apa keping yang hilang dalam hidupnya. Suatu hari, seorang pria dengan senyum meneduhkan membawakannya cinta. Namun, sebuah alasan membuat Aurelie tak pernah lagi percaya bahwa cinta itu nyata—bahkan ada.

Dea dan Aurelie mencoba pelan-pelan membangun rasa percaya yang pernah porak-poranda. Selalu waspada karena tahu bahwa bangunan itu masih rapuh. Namun, selalu saja ada waktu kita tak waspada sepenuhnya, salah satunya ketika jatuh cinta

“A true relationship is having someone who accepts your past, supports your present and encourages your future.”
"He loves me for who I am, and the most important thing is that he loves me for what I've been through. My past, my mistakes, my foolishness......." (Page: 278)

Quote'y ngena banget. Pas di halaman itu bener-bener tersentuh. Jadi inget lagu favorit saya dari band Daughtry -- Sorry, Yeah.... band favorite ka Stephanie juga.
Pas awal baca cerita ini bener-bener dibikin penasaran sama Dea dan Aurelie. Nggak nyangka ternyata mereka itu punya ikatan yang sama.
Penasaran karena tiap bagian tuh ganti-ganti. Dea lalu Aurelie,terus Dea lagi dan Aurelie lagi....
sampai pada akhirnya bagian-bagian yang tersisa berada di Aurelie sepenuhnya. Novel ini bener-bener membuat perasaanku jadi kaya di aduk-aduk. Sukses deh buat kak Stephanie, plotnya keren.



Instagram post
https://instagram.com/p/9KyuxXThs8aojrbu7ZoADJf5eMNuo1sR6fvEo0/

View all my reviews
 

Bibliophile (one who loves or collects books) Published @ 2014 by Ipietoon